Senin, 03 Januari 2011

KEJUJURAN


KEJUJURAN

Jujur dalam arti sempit adalah sesuainya ucapan lisan dengan
kenyataan. Dan dalam pengertian yang lebih umum adalah sesuainya lahir dan
batin. Maka orang yang jujur bersama Allah _ dan bersama manusia adalah
yang sesuai lahir dan batinnya. Karena itulah, orang munafik disebutkan
sebagai kebalikan orang yang jujur.


Kejujuran membawa pelakunya bersikap berani, karena ia kokoh tidak
lentur, dan karena ia berpegang teguh tidak ragu-ragu. Karena itu disebutkan
dalam salah satu definisi jujur adalah: berkata benar di tempat yang
membinasakan. Dan al-Junaidi rahimahullah mengungkapkan hal itu dengan
ucapannya: Hakekat jujur adalah bahwa engkau jujur di tempat yang tidak bisa
menyelamatkan engkau darinya kecuali bohong.
Berapa banyak orang yang suka membual menjadi celaka dalam
membuat-buat pembicaraan untuk menarik perhatian, dan dalam membuat
cerita untuk membuat orang-orang tertawa. Lalu mereka kembali dengan
perasaan senang dan ia kembali dengan dosa berbohong. Maka ia menjadi
binasa, sebagaimana disebutkan dalam hadits:

"Celaka bagi orang yang berbicara untuk membuat orang-orang tertawa, lalu ia
berbohong, celakalah baginya, celakalah baginya.

Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.

http://www.bahammam.org/books/id_the_truth.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar